
Pernahkah Anda...
- Merasa khawatir dan direspon orang lain dengan mengatakan "Jangan khawatir"
- Merasa tersinggung oleh komentar " Baper-an" atau "Jangan terlalu sensitif"
- Membuat kesalahan dan berkata pada diri sendiri " Bagaimana saya bisa sebodoh itu?"
Anda mungkin masih asing dengan konsep emotional invalidation. Secara harfiah, emotional invalidation adalah proses dimana individu menolak atau meminimalkan pikiran dan perasaan orang lain, sehingga pengalaman orang tersebut dianggap tidak penting, salah dan tidak dapat diterima. Hal tersebut adalah bentuk emotional abuse yang bersifat merusak, sehingga bagi orang yang menerima perlakuan tersebut akan menimbulkan keraguan pada diri sendiri.
Bagaimana emotional invalidation dapat terjadi? Seringkali orang yang melakukan emotional invalidation tidak menyadari bahwa Ia telah melakukannya. Emotional invalidation dapat terjadi bahkan ketika seseorang justru berniat untuk menghibur orang lain. Dalam hal ini, pelaku percaya bahwa Ia sedang membantu orang lain dan tidak sengaja bermaksud mempermalukan pemikiran dan perasaan orang lain. Pelaku berpikir bahwa Ia dapat membantu orang tersebut untuk merasakan hal yang berbeda (beralih dari kesedihan misalnya) dengan memaksa orang lain itu mengesampingkan emosinya saat ini. Oleh karena itu, emotional invalidation cenderung sulit dihadapi, karena pelakunya sering kali tidak sengaja dan melakukannya secara halus.
Lalu, apakah emotional invalidation dilakukan dengan sengaja atau tidak? Bisa ya atau tidak tergantung dari motifnya. Jika seseorang melakukan emotional invalidation dengan sengaja, dapat dikatakan Ia melakukannya untuk memanipulasi atau membangun kontrol atas orang lain. Pelaku mencoba membuat mereka mempertanyakan pemikiran dan perasaannya lalu mengerahkan upaya untuk menyangkal pengalaman mereka. Sedangkan jika seseorang melakukan emotional invalidation secara tidak sengaja, bisa jadi pelaku memang tidak mampu untuk berempati atau tidak tahu bagaimana memvalidasi orang lain dan mengekspresikannya secara efektif. Biasanya, hal ini juga dikarenakan pelaku merasa tidak nyaman jika berurusan dengan emosi kuat yang muncul dari orang lain. Akan tetapi, sengaja atau tidak emotional invalidation tetaplah buruk untuk dilakukan. Hal ini karena emotional invalidation dapat menyebabkan banyak permasalahan psikologis pada individu. Emotional invalidation tidak hanya mengakibatkan adanya emotional distance, konflik, kekerasan dan gangguan dalam hubungan interpersonal namun juga bisa menyebabkan penerimanya merasa terasing, bingung, inferior, tidak berharga dan bermasalah. Individu yang mengalami emotional invalidation di masa kecil, cenderung akan menampilkan gejala depresi dan gangguan kecemasan. Hal ini berakar dari rasa harga dirinya yang menjadi rendah dan rasa takut karena penolakan. Intinya karena Ia percaya bahwa perasaannya saja tidak penting, maka dirinya pun juga dinilai tidak penting.
Agar Anda dapat mengenali lebih jauh apakah orang lain melakukan emotional invalidation terhadap Anda, berikut ini beberapa contoh pernyataan yang termasuk emotional invalidation:
- " Itu bisa menjadi lebih buruk"/ " Aku yakin itu tidak seburuk itu"
Pernyataan ini bertujuan meminimalkan dan meminggirkan rasa sakit seseorang dan memaksakan sifat "positif" yang justru bersifat toxic.
- " Kamu seharusnya tidak merasa seperti itu"
Pernyataan ini menyampaikan keunggulan atas seseorang namun justru menyangkal pengalaman mereka dengan membuat mereka merasa kecil.
-"Lupakan saja" atau " Biarkan saja"
Pernyataan ini merupakan ekspresi yang sangat meremehkan dan membuat orang lain merasa tertekan dan disingkirkan.
- " Aku tahu persis apa yang kamu alami"
Pernyataan ini sering kali digunakan dan merupakan cara untuk meminimalkan dan mengabaikan orang lain. Pelaku menggunakannya agar fokus perhatian kembali pada pelaku.
-" Aku tidak akan membicarakan ini denganmu"
Pernyataan ini biasa dilakukan diam-diam sehingga membuat penerima merasa bahwa perasaan maupun diri mereka sendiri tidak penting
- "Kamu terlalu sensitif"/" kamu bereaksi berlebihan"
Pernyataan ini cenderung menyalahkan bagaimana perasaan seseorang terhadap sesuatu bukannya pada orang yang mengecewakan mereka. Biasanya pernyataan ini adalah taktik menghakimi yang digunakan oleh manipulator untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan ofensif yang telah mereka lakukan atau katakan.
Selain dalam bentuk pernyataan, emotional invalidation juga dapat berupa reaksi fisik seperti memutar bola mata, silent treatment, berjalan keluar ruangan saat Anda berbicara atau mengalihkan perhatian ke handphone.
- " Aku tahu persis apa yang kamu alami"
Pernyataan ini sering kali digunakan dan merupakan cara untuk meminimalkan dan mengabaikan orang lain. Pelaku menggunakannya agar fokus perhatian kembali pada pelaku.
-" Aku tidak akan membicarakan ini denganmu"
Pernyataan ini biasa dilakukan diam-diam sehingga membuat penerima merasa bahwa perasaan maupun diri mereka sendiri tidak penting
- "Kamu terlalu sensitif"/" kamu bereaksi berlebihan"
Pernyataan ini cenderung menyalahkan bagaimana perasaan seseorang terhadap sesuatu bukannya pada orang yang mengecewakan mereka. Biasanya pernyataan ini adalah taktik menghakimi yang digunakan oleh manipulator untuk menghindari tanggung jawab atas tindakan ofensif yang telah mereka lakukan atau katakan.
Selain dalam bentuk pernyataan, emotional invalidation juga dapat berupa reaksi fisik seperti memutar bola mata, silent treatment, berjalan keluar ruangan saat Anda berbicara atau mengalihkan perhatian ke handphone.
Lalu apa yang sebaiknya Anda lakukan jika Anda dihadapkan dengan orang yang melakukan emotional invalidation?
Pertama, Anda perlu pahami bahwa emosi muncul karena memiliki tujuan penting dan hampir selalu mengarah pada sesuatu yang perlu diakui. Emosi tidak bersifat benar atau salah, namun justru merupakan cerminan dari pengalaman batin Anda. Jadi, jika Anda menerima emotional invalidation dari orang lain, bukan berarti Anda yang salah atau tidak stabil secara emosi. Kedua, jangan mudah menerima emotional invalidation baik verbal maupun non-verbal dari orang lain. Biarkan mereka tahu dengan jelas perasaan dan emosi yang Anda rasakan. Ketiga, bersikaplah netral dan tegas serta tentukan batasan yang jelas dengan mereka. Akan tetapi, jika orang tersebut benar-benar tidak dapat diajak komunikasi, Anda dapat meninggalkan orang tersebut untuk melindungi diri Anda.
Selanjutnya, Anda dapat menggunakan cara ini apabila ada orang yang sudah terlanjur melakukan emotional invalidation kepada Anda:
- Berpegang teguh pada fakta yang ada. Ya, pelaku biasanya akan mencoba mengalihkan emosi Anda. Untuk mengembalikan fokus pada emosi yang Anda rasakan saat itu, ungkapkanlah kembali fakta yang menyebabkan munculnya emosi Anda tersebut.
- Anda dapat meminta pelaku untuk mengulang pernyataan emotional invalidation yang dilontarkannya. Hal ini dapat membantu Anda untuk memberikan "peringatan" bahwa Anda tidak setuju terhadap apa yang sedang dilakukan oleh pelaku.
- Katakan seperti apa adanya, misalnya Anda dapat memberitahu pada pelaku " Saya marah ketika Anda berbicara pada saya dengan nada seperti itu"
- Telusuri motif dari pelaku, Anda dapat langsung menanyakan tujuan "sebenarnya" Ia memberikan pernyataan emotional invalidation kepada Anda.
Emotional invalidation terjadi dimana-mana dalam masyarakat dan lebih berbahaya karena prosesnya seringkali tidak disadari. Dari mulai hubungan orang tua terhadap anaknya, kakak terhadap adik, teman ke teman, yang tadinya hanya berniat menghibur namun jika dilakukan dengan tidak benar justru mengarah ke bentuk emotional invalidation. Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak dapat memutuskan rantai dari emotional invalidation tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melatih kemampuan emotional validation Anda kepada orang lain. Emotional validation berarti mengakui, menerima dan memahami perasaan dan pikiran orang lain. Kita menerima pengalaman emosi orang lain tanpa harus menghakimi. Emotional validation dapat dilakukan dengan cara berempati terhadap permasalahan orang lain. Anda dapat mengkomunikasikan emosi seseorang valid tanpa menyukai emosi tersebut. Ingat, emosi itu berbeda dari perilaku. Anda tidak perlu menyetujui emosi seseorang namun berusaha melihat dari sudut pandang orang tersebut. Misalnya jika ada teman yang takut akan sesuatu, kita tidak perlu meremehkan ketakutannya tersebut namun justru menanyakan penyebab ketakutannya itu. Hindari memberikan nasihat yang tidak diminta. Anda masih dapat menanyakan pada mereka apakah mereka ingin dibantu atau tidak. Jika tidak, teruslah mendengarkan. Karena bukan tanggung jawab Anda untuk "memperbaiki" seseorang.
Konsep emotional invalidation sebenarnya adalah konsep yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda untuk memahami dan mengatasi fenomena tersebut. Terima kasih :)

Selanjutnya, Anda dapat menggunakan cara ini apabila ada orang yang sudah terlanjur melakukan emotional invalidation kepada Anda:
- Berpegang teguh pada fakta yang ada. Ya, pelaku biasanya akan mencoba mengalihkan emosi Anda. Untuk mengembalikan fokus pada emosi yang Anda rasakan saat itu, ungkapkanlah kembali fakta yang menyebabkan munculnya emosi Anda tersebut.
- Anda dapat meminta pelaku untuk mengulang pernyataan emotional invalidation yang dilontarkannya. Hal ini dapat membantu Anda untuk memberikan "peringatan" bahwa Anda tidak setuju terhadap apa yang sedang dilakukan oleh pelaku.
- Katakan seperti apa adanya, misalnya Anda dapat memberitahu pada pelaku " Saya marah ketika Anda berbicara pada saya dengan nada seperti itu"
- Telusuri motif dari pelaku, Anda dapat langsung menanyakan tujuan "sebenarnya" Ia memberikan pernyataan emotional invalidation kepada Anda.
Emotional invalidation terjadi dimana-mana dalam masyarakat dan lebih berbahaya karena prosesnya seringkali tidak disadari. Dari mulai hubungan orang tua terhadap anaknya, kakak terhadap adik, teman ke teman, yang tadinya hanya berniat menghibur namun jika dilakukan dengan tidak benar justru mengarah ke bentuk emotional invalidation. Akan tetapi, bukan berarti Anda tidak dapat memutuskan rantai dari emotional invalidation tersebut. Oleh karena itu, penting untuk melatih kemampuan emotional validation Anda kepada orang lain. Emotional validation berarti mengakui, menerima dan memahami perasaan dan pikiran orang lain. Kita menerima pengalaman emosi orang lain tanpa harus menghakimi. Emotional validation dapat dilakukan dengan cara berempati terhadap permasalahan orang lain. Anda dapat mengkomunikasikan emosi seseorang valid tanpa menyukai emosi tersebut. Ingat, emosi itu berbeda dari perilaku. Anda tidak perlu menyetujui emosi seseorang namun berusaha melihat dari sudut pandang orang tersebut. Misalnya jika ada teman yang takut akan sesuatu, kita tidak perlu meremehkan ketakutannya tersebut namun justru menanyakan penyebab ketakutannya itu. Hindari memberikan nasihat yang tidak diminta. Anda masih dapat menanyakan pada mereka apakah mereka ingin dibantu atau tidak. Jika tidak, teruslah mendengarkan. Karena bukan tanggung jawab Anda untuk "memperbaiki" seseorang.
Konsep emotional invalidation sebenarnya adalah konsep yang sering dialami dalam kehidupan sehari-hari. Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda untuk memahami dan mengatasi fenomena tersebut. Terima kasih :)

Daftar Pustaka
https://drjamielong.com/validation-5-things-not-to-say/
https://goodmenproject.com/featured-content/emotional-invalidation-the-first-deadly-sin-kt/
http://bradballanger.com/psychology/the-epidemic-of-emotional-invalidation/
https://static1.squarespace.com/static/5a6e2383d7bdce27c69cb3da/t/5c17f4d81ae6cf38c82a0739/1545073882376/Validation+101+-+Part+1+Revised+12.8.18.pdf
https://www.lighthouseconsulting.com/how-to-manage-difficult-people/
https://goodmenproject.com/featured-content/emotional-invalidation-the-first-deadly-sin-kt/
http://bradballanger.com/psychology/the-epidemic-of-emotional-invalidation/
https://static1.squarespace.com/static/5a6e2383d7bdce27c69cb3da/t/5c17f4d81ae6cf38c82a0739/1545073882376/Validation+101+-+Part+1+Revised+12.8.18.pdf
https://www.lighthouseconsulting.com/how-to-manage-difficult-people/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar