Minggu, 29 September 2019

::: Self Reparenting Your Inner Child :::





Hasil gambar untuk self reparenting quotes
Topik kali ini sebenarnya sudah menarik perhatian saya bahkan sebelum saya memutuskan untuk melakukan sesi konsultasi ke psikolog. Saya memang sempat mencari cara alternatif untuk dapat menyelesaikan masalah pribadi saya, tanpa harus melibatkan "orang luar", dalam hal ini psikolog. Maka, sampailah saya pada konsep "Self-Reparenting". Konsep yang hampir sama seperti Anda datang ke psikolog untuk membantu  menyelesaikan masalah Anda. Namun mudahnya, dapat Anda lakukan sendiri. Saya pikir ini akan membantu bagi orang di luar sana yang mungkin masih menganggap tabu perihal datang ke psikolog, namun tetap ingin pulih dan tumbuh. Konsep ini juga tidak terbatas digunakan hanya pada orang yang memiliki gangguan klinis, namun jika Anda merasa bahwa Anda memiliki masalah dari masa kecil Anda dan mempengaruhi kehidupan Anda saat ini. Konsep ini bisa jadi akan sangat membantu. 

Ketika Anda menemui psikolog untuk berkonsultasi, tentu Anda bertujuan menyelesaikan masalah Anda dengan bantuan dari psikolog tersebut. Akan tetapi, pada dasarnya interaksi antara Anda dengan psikolog tidak lain adalah bentuk reparenting, yang mana seorang psikolog mengambil peran sebagai orangtua yang peduli dan dapat dipercaya sehingga klien dapat belajar seperti apa hubungan saling percaya. Adapun yang ditekankan pada self-reparenting adalah, Anda sendiri yang menjadi agen utama dari terapi, bukan si terapis/psikolog. Reparenting akan membantu Anda untuk memperbaiki konsep attachment pada diri Anda dan mengembangkan hubungan yang lebih sehat. Reparenting sendiri didasarkan pada keyakinan bahwa banyak masalah psikologis berasal dari seorang anak yang tumbuh  dengan kebutuhan "psikologis" yang tidak terpenuhi. 

Terdapat 3 aspek dari self-reparenting, yakni orang dewasa, inner child, dan orang tua. Orang dewasa disini adalah kondisi Anda saat ini, dimana Anda sudah tumbuh menjadi seorang dewasa. Inner child adalah diri Anda saat masa kanak-kanak yang teraniaya atau tersakiti. Orangtua dalam konsep self- reparenting adalah Anda sendiri yang memberikan respons tepat yang seharusnya diterima inner child dalam diri Anda sendiri. Self- reparenting adalah kondisi Anda sebagai orang dewasa yang diperlakukan kembali sebagai anak kecil untuk memuaskan dan berdamai dengan inner child dalam diri Anda. Hal itu dilakukan dengan memberikan respons yang memuaskan dan untuk memenuhi kebutuhan psikologis Anda pada masa kanak-kanak dengan konseling atau terapi mandiri.

Berbicara tentang inner child, kita semua memiliki sejarah sendiri yang dipengaruhi oleh lingkungan, peristiwa dan orang-orang penting di sekitar kita. Inner child akan menyimpan ingatan tersebut yang pada akhirnya berdampak pada diri Anda yang sekarang. Pada masa kanak-kanak, Anda akan membuat keputusan di tingkat bawah sadar mengenai bagaimana "seharusnya" Anda, dan apa yang "harus" Anda lakukan agar dipandang baik dan diizinkan untuk tetap di sekitar dan "bertahan" dalam keluarga. Dalam konsep self-reparenting yang menjadi bagian utama adalah bagaimana Anda menghubungi, memahami, merangkul dan menyembuhkan inner child dalam diri Anda. Ketika Anda "menyembuhkan" inner child dalam diri Anda, hal itu membantu Anda langsung ke inti permasalahan , Anda dapat mengetahui kapan masalah Anda dimulai sehingga dapat diatasi dengan efektif.

Terdapat beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk melakukan self-reparenting, antara lain:

a. Terhubung dengan inner child Anda, Anda dapat kembali mengingat masa kecil Anda lalu menuliskan daftar hal-hal yang membuat Anda senang ketika Anda kecil. Selanjutnya, Anda dapat mengidentifikasi tipe anak seperti apakah Anda di waktu kecil, misalnya anak yang terlantar, anak yang senang bermain-main atau anak yang penakut.
b. Tulislah surat kepada inner child Anda, yang isinya permintaan maaf apabila Anda menjalani kehidupan yang tidak menghormati inner child Anda. Kemudian bentuklah komitmen bahwa Anda akan membangun hubungan yang lebih kuat dengan inner child Anda pada kehidupan saat ini.
c. Perhatikan perasaan Anda, apa yang membuat Anda takut dan tidak aman, atau apa yang membuat Anda gembira.  
d. Setelah terhubung dengan inner child Anda, Anda bisa melanjutkannya dengan "mengasuh" inner child Anda dengan cara-cara berikut ini:
- Memberikan afirmasi seperti mengatakan dalam batin bahwa Anda adalah seorang yang...(isi dengan hal-hal yang positif). 
- Berbicara dengan sisi "adult" Anda untuk menyelesaikan masalah Anda
- Beri diri Anda hadiah harian
- Tidur minimal 8 jam
- Baca literatur dan kutipan yang menginspirasi
- Tulis dalam catatan harian daftar hal-hal yang harus dilakukan setiap hari
- Tetaplah di masa sekarang dengan melatih perhatian
- Pikirkan tentang kenangan indah
- Simpan 1 janji kecil setiap hari. Buatlah janji-janji kecil yang memang bisa Anda tepati, dan tidak lebih dari 10 menit setiap hari. Misalnya, membuat jurnal di malam hari setiap hari.
e. Berhati-hatilah dengan kritik batin Anda.
f. Beri tahu seseorang yang Anda percaya (selain orangtua Anda), bahwa Anda sedang memulai suatu proses. Hal itu akan memberikan dukungan untuk Anda.
g. Tanyakan pada diri Anda sendiri, " Apa yang bisa Anda berikan pada diri saya saat ini?" khususnya ketika Anda merasakan emosi yang kuat. Sebagai orang dewasa, Anda memiliki kesempatan untuk memberikan apa yang dibutuhkan oleh diri Anda sendiri.


Konsep ini sifatnya hanya dapat membantu Anda menganalisa diri sendiri, jika Anda masih merasa perlu untuk berkonsultasi dengan yang lebih ahli terkait permasalahan Anda. Saya sarankan Anda untuk tetap mengunjungi psikolog. Terima kasih.

Hasil gambar untuk self reparenting quotes

Daftar Pustaka

https://thriveglobal.com/stories/what-is-reparenting-and-why-you-should-consider-it/
https://ideapod.com/5-surprisingly-powerful-ways-to-heal-your-wounded-inner-child/
https://yourholisticpsychologist.com/what-is-reparenting-and-how-to-begin/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

:::: Finish your unfinished business: How to leave it behind you :::

Sometimes a memory acts like a ball and chain and holds us back - because we relive it over and over again....      Pernah tidak merasa emos...