Hallooo,,,, review buku ini sudah jadi rencana lama saya sejak tahun 2019π±π± OMG..
Jika Anda tertarik, Anda bisa cek review sebelumnya disini yaaa πsempat tertunda lama dikarenakan buku yang saya punya sempat hilang (ditelan kasur) πdan awalnya saya pikir tidak banyak yang minat tentang tema ini, secara masyarakat Indonesia banyak yang gaya hidupnya cenderung konsumtif yaaa...Masa iya udah koleksi ini-itu mahal-mahal mau dibuang? Gak sayang??But, surprisingly terakhir cek ternyata sudah ribuan yang tampaknya kepo untuk sekadar mencoba cari tahu gimana sih cara hidup minimalis hahaha termasuk saya yang gaya-gayaan doang π
Ok, kita mulai saja next review-nya yaaaa...π WARNING!! (Cukup panjang, jika bosan silakan skip)
Start over (Mulai dari awal)
Teknik ini mengajak Anda untuk berasumsi bahwa ketika Anda membersihkan rumah dari barang-barang, anggaplah itu sebagai hari pertama Anda masuk ke rumah. Jadi, Anda tidak perlu memulai dengan mengosongkan SELURUH isi rumah. Namun, lakukan dengan perlahan dan terbagi menjadi sub-sub kegiatan. Dalam hal ini, Anda dapat memilih bagian/tempat mana dulu yang akan Anda kosongkan. Inti dari teknik ini adalah mengeluarkan semua barang dari tempat yang Anda pilih, lalu Anda akan berperan sebagai kurator untuk memutuskan barang yang mana yang paling bermanfaat bagi Anda dalam tempat tersebut. Misalnya, Anda bisa mulai dari tempat kecil seperti laci mungkin? intinya, kuras terus isi laci Anda, lalu dipilih...dipilih...dipilih....
Trash, Treasure or Transfer (Buang, Simpan atau Berikan)
Pada teknik ini, barang dibagi menjadi 3 kategori yakni buang, simpan atau berikan. Namun pada prosesnya, Anda perlu menyiapkan tempat untuk barang kategori "diputuskan nanti", jika setelah 6 bulan atau setahun Anda tidak pernah "menengok" barang tersebut, tandanya Anda perlu membuang atau menyumbangkan benda yang ada di dalamnya. Untuk barang kategori "buang" intinya adalah barang-barang yang memang sudah tidak dapat digunakan lagi, entah rusak, kadaluarsa, tidak layak diperbaiki bahkan tidak layak disumbangkan. Misalnya makanan basi, kosmetik dan obat kadaluarsa. Sementara untuk barang kategori "simpan" adalah barang yang memang Anda sukai entah karena estetika ataupun fungsi. Barang yang Anda sukai disini maksudnya ketika Anda melihatnya, Anda menikmatinya. Namun jika barang tersebut bahkan tidak Anda pajang dan Anda tidak merasa menikmati keberadaan barang itu, artinya tidak layak untuk disimpan. Misalnya, lukisan.. namun pastikan ketika Anda melihat lukisan tersebut, Anda benar-benar menikmati seni tersebut bukan hanya sekadar pengisi dinding kosong π. Kemudian barang kategori "berikan" adalah barang dengan kondisi masih baik namun sudah tidak bermanfaat bagi Anda. Untuk kategori ini, biasanya dibedakan lagi ke dua kategori yakni donasi dan jual. Misalnya, kardus atau koran bekas bagi Anda mungkin hanya sampah namun bagi orang lain bisa jadi bernilai lebih.
Reason for each item (Alasan setiap barang)
Penulis menjelaskan bahwa Anda perlu memikirkan alasan mengapa barang itu layak menjadi bagian dari rumah Anda. Intinya, barang itu harus memiliki kegunaan yang positif. Dalam tahap ini Anda perlu lebih cermat, karena bisa saja barang tersebut memiliki fungsi yang positif, namun ternyata sudah ada yang mirip di rumah Anda. Selain itu, pertimbangkan juga adanya barang-barang "kembar" yang biasanya ada dalam jumlah banyak seperti klip kertas, karet gelang, peniti. Namun, pikirkan lagi bahwa Anda tidak mungkin memakai begitu banyak klip kertas, peniti atau karet gelang bersamaan bukan? Jadi, segenggam dari barang tersebut seharusnya cukup untuk kebutuhan Anda. Anda perlu mengevaluasi setiap barang terkait apa fungsinya dan seberapa sering Anda gunakan. Lebih mudahnya, penulis menjelaskan bahwa Anda dapat menerapkan hukum pareto 80/20, yakni dalam 80% waktu kita hanya menggunakan 20% semua barang yang kita miliki.
Everything in its place (Semua barang pada tempatnya)
Penulis menyarankan agar Anda memberi tempat pada setiap barang yang Anda miliki. Sehingga barang-barang tersebut tidak akan "tercecer" atau menumpuk di dalam rumah. Namun untuk penentuan tempatnya, Anda perlu mempertimbangkan seberapa sering Anda menggunakan barang tersebut. Penulis menyebutkan adanya 3 kategori yakni inner circle, outer circle dan deep storage. Inner circle untuk menyimpan barang yang sering atau sehari-hari digunakan. Outer circle untuk barang yang frekuensi penggunaannya lebih jarang atau mudahnya digunakan seminggu atau bahkan setahun sekali. Sementara deep storage untuk barang-barang yang biasa ditaruh di luar ruangan. Ketika Anda sudah menemukan tempat untuk semua barang Anda, tugas selanjutnya adalah mengembalikan setiap barang ke tempatnya semula jika sudah selesai digunakan.
All surfaces clear (Semua permukaan bersih)
Terkadang memang sulit untuk membiarkan meja atau lantai terlihat kosong begitu saja. Namun penting untuk berpikir bahwa permukaan yang kosong bukanlah tempat untuk menyimpan barang. Agar lebih mudah, mungkin Anda dapat berpura-pura membayangkan bahwa permukaan yang kosong itu bersifat licin dan miring sehingga tidak mungkin Anda menaruh barang diatasnya. Intinya, jika ada permukaan yang seharusnya kosong namun tidak karena adanya barang, Anda perlu segera untuk mengosongkannya lagi.
Modules (Ruang)
Penulis menjelaskan bahwa Anda perlu membuat "ruang" dengan cara mengumpulkan barang dengan fungsi yang mirip ke dalam 1 wadah. Selain itu, hal ini bisa membantu Anda untuk mengetahui seberapa banyak barang yang Anda miliki sehingga dapat mencegah Anda membeli barang yang mirip di kemudian hari. Misalnya, cari semua pulpen yang ada di dalam rumah Anda kemudian masukkan ke dalam wadah untuk menjadi "ruang" alat tulis.
Limits (Batas)
Terapkan batas untuk barang-barang Anda. Misalkan, Anda hanya memiliki 1 rak buku atau 1 tempat dvd maka batasi barang-barang Anda agar hanya cukup di dalam wadah yang Anda miliki tersebut. Jangan justru menambah wadah yang sudah ada yaa..Awalnya mungkin sulit, namun ketika Anda sudah nyaman dengan memberlakukan batas, Anda bisa menerapkan batas tidak hanya terhadap barang namun juga hal lainnya seperti konsumsi, makanan dll.
If one comes in, one goes out (Satu masuk, satu keluar)
Jika Anda berniat menambah barang baru, Anda perlu mengeluarkan barang lama yang serupa. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan antara barang yang masuk dengan barang yang keluar. Contoh, Anda ingin membeli kemeja baru yang menurut Anda modelnya sedang trend, agar barang tidak menumpuk, Anda perlu "membuang" kemeja lama Anda yang lainnya. Akan tetapi, biasanya hal ini sulit dilakukan, karena kebanyakan ketika Anda sudah mendapatkan barang yang baru, Anda justru menyimpan barang yang lama. Bahkan, bisa jadi barang lama akan "terlihat" tidak seburuk yang Anda pikirkan seperti sebelumnya sehingga tidak "layak" untuk disingkirkan. Anda perlu banyak mendisiplinkan diri dalam hal ini.
Narrow Down (Kurangi)
Ketika Anda sudah cukup mahir "membuang" barang Anda, bukan berarti Anda sudah mencapai taraf tertinggi dalam gaya hidup minimalis. Inti dari hidup minimalis adalah Anda memiliki barang dalam jumlah yang cukup dengan kebutuhan Anda, tidak lebih dan tidak kurang. Akan tetapi, kebutuhan setiap orang berbeda-beda, bisa jadi 1 barang adalah kebutuhan primer bagi saya namun bukan bagi orang lain. Jadi, Anda lah yang perlu menentukan daftar kebutuhan barang Anda sendiri sebagai seorang minimalist, jika bukan termasuk kebutuhan primer maka buanglah barang tersebut. Hal ini tentu sulit, namun yang perlu Anda lakukan hanya bagaimana caranya mengurangi barang yang ada hingga hanya barang yang benar-benar kebutuhan Anda lah yang tersisa. Cara mudahnya, Anda hanya perlu berhenti sejenak untuk mempertimbangkan tingkat kepentingan suatu barang. Jika tidak efektif, Anda mungkin bisa memilih menyimpan barang yang bersifat multiguna. Misalnya, ponsel dengan berbagai fitur lengkap, seperti kamera, kalendar, jam, kalkulator sehingga Anda tidak perlu lagi membeli barang yang serupa dengan fitur-fitur tersebut. Atau memilih barang yang memiliki tampilan netral, misalnya sepatu hitam yang dapat Anda gunakan di berbagai kesempatan dibandingkan sepatu berwarna terang yang perlu usaha untuk mengkombinasikannya. Jika terkait dengan barang yang memiliki kenangan, Anda tidak perlu menyimpan semua barang namun cukup pilih satu barang saja. Cara lainnya adalah menjadikan barang-barang dalam bentuk digital, seperti e-book, foto, film dll.
Everyday maintenance (Perawatan setiap hari)
Ketika teknik-teknik di atas dapat Anda lakukan, bukan berarti Anda sudah selesai menerapkan gaya hidup minimalis. Namun Anda perlu menjadikan teknik-teknik itu sebagai suatu siklus. Jika ruangan Anda sudah "bersih", jangan lengah membiarkan barang-barang kembali terkumpul. Bersihkan barang di permukaan yang kosong begitu Anda melihatnya sehingga mencegah penumpukan barang. Atau jika anggota keluarga lain yang menyebabkan barang di rumah Anda tidak pada tempatnya, Anda dapat dengan tegas mengembalikan barang ke tempat semula. Sehingga anggota keluarga lain dapat mengerti dan berpikir dua kali jika menaruh barang sembarangan.
Sekian part 2 dari review buku Francis Jay, semoga membantu Ands untuk lebih termotivasi memulai gaya hidup minimalis. Saran saya, lakukan saja secara perlahan namun konsisten karena yang kita lakukan bukan hanya merubah sekadar kegiatan namun sebuah siklus gaya hidup yang lebih bersifat long-term. Terima kasih π
Jika Anda berniat menambah barang baru, Anda perlu mengeluarkan barang lama yang serupa. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan antara barang yang masuk dengan barang yang keluar. Contoh, Anda ingin membeli kemeja baru yang menurut Anda modelnya sedang trend, agar barang tidak menumpuk, Anda perlu "membuang" kemeja lama Anda yang lainnya. Akan tetapi, biasanya hal ini sulit dilakukan, karena kebanyakan ketika Anda sudah mendapatkan barang yang baru, Anda justru menyimpan barang yang lama. Bahkan, bisa jadi barang lama akan "terlihat" tidak seburuk yang Anda pikirkan seperti sebelumnya sehingga tidak "layak" untuk disingkirkan. Anda perlu banyak mendisiplinkan diri dalam hal ini.
Narrow Down (Kurangi)
Ketika Anda sudah cukup mahir "membuang" barang Anda, bukan berarti Anda sudah mencapai taraf tertinggi dalam gaya hidup minimalis. Inti dari hidup minimalis adalah Anda memiliki barang dalam jumlah yang cukup dengan kebutuhan Anda, tidak lebih dan tidak kurang. Akan tetapi, kebutuhan setiap orang berbeda-beda, bisa jadi 1 barang adalah kebutuhan primer bagi saya namun bukan bagi orang lain. Jadi, Anda lah yang perlu menentukan daftar kebutuhan barang Anda sendiri sebagai seorang minimalist, jika bukan termasuk kebutuhan primer maka buanglah barang tersebut. Hal ini tentu sulit, namun yang perlu Anda lakukan hanya bagaimana caranya mengurangi barang yang ada hingga hanya barang yang benar-benar kebutuhan Anda lah yang tersisa. Cara mudahnya, Anda hanya perlu berhenti sejenak untuk mempertimbangkan tingkat kepentingan suatu barang. Jika tidak efektif, Anda mungkin bisa memilih menyimpan barang yang bersifat multiguna. Misalnya, ponsel dengan berbagai fitur lengkap, seperti kamera, kalendar, jam, kalkulator sehingga Anda tidak perlu lagi membeli barang yang serupa dengan fitur-fitur tersebut. Atau memilih barang yang memiliki tampilan netral, misalnya sepatu hitam yang dapat Anda gunakan di berbagai kesempatan dibandingkan sepatu berwarna terang yang perlu usaha untuk mengkombinasikannya. Jika terkait dengan barang yang memiliki kenangan, Anda tidak perlu menyimpan semua barang namun cukup pilih satu barang saja. Cara lainnya adalah menjadikan barang-barang dalam bentuk digital, seperti e-book, foto, film dll.
Everyday maintenance (Perawatan setiap hari)
Ketika teknik-teknik di atas dapat Anda lakukan, bukan berarti Anda sudah selesai menerapkan gaya hidup minimalis. Namun Anda perlu menjadikan teknik-teknik itu sebagai suatu siklus. Jika ruangan Anda sudah "bersih", jangan lengah membiarkan barang-barang kembali terkumpul. Bersihkan barang di permukaan yang kosong begitu Anda melihatnya sehingga mencegah penumpukan barang. Atau jika anggota keluarga lain yang menyebabkan barang di rumah Anda tidak pada tempatnya, Anda dapat dengan tegas mengembalikan barang ke tempat semula. Sehingga anggota keluarga lain dapat mengerti dan berpikir dua kali jika menaruh barang sembarangan.
Sekian part 2 dari review buku Francis Jay, semoga membantu Ands untuk lebih termotivasi memulai gaya hidup minimalis. Saran saya, lakukan saja secara perlahan namun konsisten karena yang kita lakukan bukan hanya merubah sekadar kegiatan namun sebuah siklus gaya hidup yang lebih bersifat long-term. Terima kasih π
Sumber: Jay, Francine (2018)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar