
Rasa kehilangan dan trauma menyebabkan tiga luka psikologis, pertama dapat menyebabkan terjadinya kerusakan dalam kehidupan hingga mengancam persepsi diri, peran serta identitas. Kedua, dapat membuat kita meragukan asumsi yang paling mendasar tentang dunia dan tempat kita di dalamnya. Ketiga, membuat kita kesulitan untuk tetap terhubung dengan orang-orang dan kegiatan yang dulu kita anggap berarti.
Anda akan cenderung mengalami tekanan emosional di tahap awal karena secara tidak langsung Anda dipaksa menjalani serangkaian hal 'pertama' yang menyentak. Setiap hal 'pertama' tersebut membangkitkan kenangan, kerinduan yang menyiksa serta hasrat mendalam terhadap yang Anda rindukan, sehingga Anda akan mengalami kesulitan untuk memperhatikan orang lain atau apapun. Dalam hal ini, Anda dapat kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, bahkan dalam melakukan fungsi mendasar seperti mengurus diri sendiri.
Kehilangan dan trauma seringkali memaksakan hadirnya suatu realita baru ke dalam hidup kita yang tergantung pada tingkat keparahan peristiwa yang kita alami, bisa meredefinisi sepenuhnya identitas kita, juga narasi dari kisah kehidupan kita. Oleh karena itu, Anda perlu meluangkan waktu untuk menemukan kembali siapa Anda, untuk mencari hal-hal di dalam diri Anda yang Anda anggap berarti dan untuk menemukan cara-cara baru guna mengungkapkan aspek-aspek di dalam diri Anda yang terbengkalai, yang terkubur di bawah timbunan kesedihan.
Kehilangan dan trauma dapat meragukan asumsi dasar Anda tentang dunia dan cara kerjanya yang justru memberi tambahan tekanan emosional yang signifikan. Ketika Anda berusaha memahami apa yang terjadi, Anda akan cenderung sulit untuk menggabungkan antara realita baru yang Anda hadapi dengan keyakinan yang tidak lagi memberikan rasa aman. Namun apabila Anda dapat dengan cepat membangun kembali pandangan dengan cara menggabungkan pengalaman kehilangan atau trauma, semakin cepat intensitas Anda untuk menghilangkan 'perenungan - perenungan' Anda terhadap trauma tersebut sehingga Anda akan cenderung semakin baik dalam penyesuaian psikologis dan sedikit memperlihatkan kesehatan emosional yang buruk serta gejala gangguan stres pasca-trauma.
Cara menangani luka psikologis yang disebabkan oleh rasa kehilangan dan trauma
Penulis menyebutkan bahwa sedikitnya ada 3 penanganan yang dapat Anda lakukan,
1. Penanganan A (Menenangkan sakit emosional dengan cara sendiri)
Anda dapat menggunakan teknik Critical Incident Stress Debriefing (CISD). Teknik ini mengharuskan Anda untuk membicarakan peristiwa traumatik tersebut secara terperinci sesegera mungkin setelah peritiwa tersebut terjadi, dengan asumsi bahwa dengan mengungkapkan apa yang terjadi dan apa yang mereka rasakan terkait peristiwa tersebut, hal itu akan meminimalisir timbulnya gangguan stres pasca-traumatik. Langkah lainnya adalah dengan melakukan persis seperti yang diperintahkan perasaan kita. Intinya adalah Anda perlu menenangkan sakit emosional yang Anda rasakan dengan cara Anda sendiri.
Penulis menyebutkan bahwa sedikitnya ada 3 penanganan yang dapat Anda lakukan,
1. Penanganan A (Menenangkan sakit emosional dengan cara sendiri)
Anda dapat menggunakan teknik Critical Incident Stress Debriefing (CISD). Teknik ini mengharuskan Anda untuk membicarakan peristiwa traumatik tersebut secara terperinci sesegera mungkin setelah peritiwa tersebut terjadi, dengan asumsi bahwa dengan mengungkapkan apa yang terjadi dan apa yang mereka rasakan terkait peristiwa tersebut, hal itu akan meminimalisir timbulnya gangguan stres pasca-traumatik. Langkah lainnya adalah dengan melakukan persis seperti yang diperintahkan perasaan kita. Intinya adalah Anda perlu menenangkan sakit emosional yang Anda rasakan dengan cara Anda sendiri.
2. Penanganan B (Memulihkan aspek yang hilang dari diri)
Anda dapat menulis sifat, karakteristik dan kemampuan yang Anda hargai dalam diri Anda sendiri atau orang lain sebelum peristiwa traumatik tsb terjadi. Kemudian, Anda dapat mengenali mana dari kemampuan tersebut yang 'hilang' atau tidak sering diungkapkan pada saat ini dibandingkan sebelumnya. Anda juga perlu menuliskan mengapa Anda tidak lagi menampilkan kemampuan tersebut untuk nantinya Anda dapat menampilkannya lagi dengan cara yang lebih substansial. Selanjutnya Anda dapat mengurutkan kemampuan tersebut menjadi mana yang bisa dilakukan atau secara emosional dapat diatur. Tentukan sasaran bagi diri Anda untuk melaksanakan 'daftar' kemampuan tersebut, secara perlahan Anda akan mulai terhubung kembali dengan aspek-aspek yang hilang dari diri Anda.
Anda dapat menulis sifat, karakteristik dan kemampuan yang Anda hargai dalam diri Anda sendiri atau orang lain sebelum peristiwa traumatik tsb terjadi. Kemudian, Anda dapat mengenali mana dari kemampuan tersebut yang 'hilang' atau tidak sering diungkapkan pada saat ini dibandingkan sebelumnya. Anda juga perlu menuliskan mengapa Anda tidak lagi menampilkan kemampuan tersebut untuk nantinya Anda dapat menampilkannya lagi dengan cara yang lebih substansial. Selanjutnya Anda dapat mengurutkan kemampuan tersebut menjadi mana yang bisa dilakukan atau secara emosional dapat diatur. Tentukan sasaran bagi diri Anda untuk melaksanakan 'daftar' kemampuan tersebut, secara perlahan Anda akan mulai terhubung kembali dengan aspek-aspek yang hilang dari diri Anda.
3. Penanganan C (Menemukan makna didalam peristiwa kehilangan/traumatik)
Ada 2 tahap dalam hal ini, pertama fase sense making yang mengacu pada kemampuan Anda untuk memasukkan peristiwa tersebut ke dalam asumsi dan keyakinan terhadap dunia sehingga Anda dapat lebih memahaminya. Fase kedua, benefit finding yakni kemampuan untuk mengurai benang dari pengalaman Anda, sehingga Anda semakin menghargai kemampuan dan menyesuaikan prioritas kembali unutk mengetahui tujuan selanjutnya.
Ada 2 tahap dalam hal ini, pertama fase sense making yang mengacu pada kemampuan Anda untuk memasukkan peristiwa tersebut ke dalam asumsi dan keyakinan terhadap dunia sehingga Anda dapat lebih memahaminya. Fase kedua, benefit finding yakni kemampuan untuk mengurai benang dari pengalaman Anda, sehingga Anda semakin menghargai kemampuan dan menyesuaikan prioritas kembali unutk mengetahui tujuan selanjutnya.
Terkait dengan cara menemukan makna dalam tragedi, ada 2 cara yang dapat Anda terapkan, pertama dengan memahami peristiwa tragis dengan bertanya ''mengapa'', bukan ''bagaimana''. Hal itu dapat memicu proses berpikir yang secara kualitas berbeda dan jauh lebih produktif. Cara kedua adalah dengan bertanya apa yang mungkin terjadi. Seringkali Anda menggunakan pikiran kontrafaktual untuk mempelajari bagaimana seharusnya Anda menghindar dari kehilangan atau trauma tsb, namun Anda juga dapat mengarahkan pikiran pada bagaimana suatu peristiwa dapat lebih parah terjadi.
Indikasi perlu berkonsultasi dengan ahli kesehatan jiwa
Penulis menyarankan berkonsultasi dengan ahli kesehatan jiwa apabila setelah Anda menerapkan cara yang sebelumnya disebutkan namun tidak ada efeknya atau jika Anda mengalami ingatan yang membawa Anda kembali pada peristiwa tersebut, kegelisahan, kegugupan dan kekebasan emosi.
Sumber: Winch, Guy (2017)
Sumber gambar:
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiP3tyww-_eAhUJvY8KHcs5B2kQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fputriwindu.wordpress.com%2F2011%2F09%2F25%2Frasa-kehilangan-seseorang%2F&psig=AOvVaw08_k06J_ZJ4OILmNWZo8Ds&ust=1543234688699328
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjdjpeJxO_eAhVZiXAKHXucBJEQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Felectricliterature.com%2Fhow-writing-fiction-helps-me-give-shape-to-the-chaos-of-trauma-1def5d0d852b&psig=AOvVaw0Q7Q-eBv6oO1BHdFpxLWHW&ust=1543234855385325

Tidak ada komentar:
Posting Komentar