Sabtu, 27 Juli 2019

::: Learn to survive unresolved grief :::

Hasil gambar untuk unresolved conflict in grief quotes




Kesedihan adalah perasaan yang muncul ketika Anda menderita kehilangan dalam hidup (Harvey, 2007). Banyak teori yang menjelaskan tentang bagaimana menghadapi kesedihan terhadap kehilangan orang-orang yang dicintai atau orang yang begitu signifikan (secara positif) berpengaruh terhadap hidup Anda. Katakanlah, Anda mungkin mempunyai hubungan antar anggota keluarga yang harmonis atau bahkan cukup beruntung karena mengenal dengan baik sosok yang telah wafat tersebut. Akan tetapi, tidak semua orang menghadapi kehilangan anggota keluarga yang memang memiliki hubungan harmonis sebelumnya. Tidak semua orang memiliki hubungan yang harmonis dengan setiap anggota keluarga. Dalam hal ini, ada sisi kesedihan yang jarang dibahas secara umum yakni kesedihan terhadap kehilangan anggota keluarga yang memiliki konflik yang belum selesai dengan kita. Menurut saya, hal ini justru sangat penting karena jika Anda tidak mendapatkan kesempatan untuk resolusi atau rekonsiliasi konflik, maka akan berpengaruh terhadap pemenuhan kesadaran diri Anda. Bagaimana jika Anda pernah atau masih mengalami konflik (dalam bentuk apapun) selama bertahun-tahun dengan anggota keluarga yang sekarang telah wafat? Sehingga ketika Ia wafat, apakah segala macam emosi yang disebabkan dari konflik tersebut ikut "menghilang" atau justru terus menjadi bagian hidup Anda? 

Tidak salah jika Anda memiliki konflik. Namun, konflik tersebut harus diselesaikan. Memang sulit, karena disini Anda memiliki dua emosi yang berlawanan. Di satu sisi Anda merasa sedih karena kehilangan namun Anda juga masih merasa marah atau kecewa akibat konflik yang belum selesai. Selain itu, Anda juga tidak bisa menyelesaikan konflik tersebut secara langsung dengan orang yang bersangkutan. Konflik yang belum selesai hanya akan menghambat penyembuhan alami. Anda akan menghabiskan banyak waktu dan energi yang berlebih hanya untuk mencoba mengulang percakapan yang pernah ada, membuat pernyataan yang tidak pernah disuarakan, atau membayangkan reaksi yang tidak pernah diterima. Hal tersebut tentu menjadi beban jika tidak diselesaikan. 

Oleh karena itu, berikut beberapa cara refleksi diri yang dapat membantu Anda secara perlahan menyelesaikan konflik tersebut.

a. Anda dapat menanyakan pada diri Anda sendiri, pertanyaan-pertanyaan berikut sebagai
    bentuk refleksi diri.
- Bagaimana keterlibatan masa lalu saya dengan anggota keluarga tersebut sehingga
  menciptakan  rasa  sakit yang saya rasakan sekarang?
- Kapan kemarahan tersebut saya mulai?
- Emosi apalagi yang membuat saya marah?
- Apa yang mencegah saya melepaskan keluhan saya dari masa lalu?
- Bagian mana dari kemarahan yang ingin saya pertahankan dan mengapa?
- Bagaimana kerugian dari masa lalu saya, mengunci saya dalam perasaan marah yang
  berkelanjutan ini?
- Pertanyaan apa yang belum terjawab dari masa lalu yang terus mempengaruhi perasaan
  kemarahan saya (atau emosi lainnya)?

b. Tulislah surat yang ditujukan kepada anggota keluarga yang telah wafat tersebut. Tuliskan semua hal yang mungkin ingin Anda katakan kepadanya. Apa yang Anda ingin orang itu ketahui? Bagaimana orang itu menyakitimu? Apa yang kamu inginkan dari orang itu? Setelah itu, Anda dapat meminta bantuan orang yang Anda percaya untuk "mendengarkan" Anda membaca surat itu. Dukungan tanpa judgment atau penilaian dari orang yang Anda percaya tersebut dapat sangat membantu. Setelah membaca surat tersebut, buatlah pilihan secara sadar untuk melepaskan "emosi negatif" Anda. Anda dapat membakar surat tersebut dan membuangnya untuk merepresentasikan emosi negatif Anda yang ikut hilang.

c. Tulislah surat untuk diri Anda sendiri. Katakan pada diri sendiri mengapa Anda tidak lagi mau berpegang pada keluhan masa lalu? Alasan Anda merasa marah dan pahit serta mengapa Anda tidak mau lagi menyimpan perasaan itu? Tuliskan betapa menyenangkannya hidup Anda jika Anda tidak lagi menyimpan perasaan negatif tersebut. 

Setelah melakukan refleksi diri, Anda dapat sedikit demi sedikit mengatasi rasa sedih Anda atas kehilangan tersebut. Tidak ada cara yang "benar" untuk mengatasi rasa sedih karena kehilangan anggota keluarga. Namun berikut beberapa saran yang dapat Anda pertimbangkan untuk bisa melewati kesedihan tersebut.

a. Biarkan diri Anda berduka. Cobalah untuk mengingat bahwa berduka adalah suatu proses. Anda mungkin akan berduka dengan berbagai cara dan dalam waktu yang berbeda-beda. Dalam hal ini Anda mungkin merasa marah, kesal, mati rasa, tertekan dan cemas yang berlangsung intens. Hal tersebut normal tergantung dengan skala kerugiannya. Kesedihan adalah pengalaman individu yang unik dan orang-orang yang berbeda. Bahkan dalam keluarga yang sama, akan memproses kehilangan dan mengekspresikan emosi dengan cara yang berbeda dan pada waktu yang berbeda. 
b. Beri diri Anda waktu. Bersikaplah lembut terhadap diri sendiri. Biar bagaimanapun, kehilangan anggota keluarga itu sulit. Tidak ada batas waktu yang pasti untuk memproses kesedihan. Anda perlu mengakui dan merangkul emosi yang ada tanpa merasa bahwa Anda perlu "melupakan" emosi tersebut atau melanjutkannya. Ketika Anda merasa nyaman, Anda bisa meluangkan waktu untuk merenungkan masa lalu dan berpegang pada ingatan yang menyenangkan dengan anggota keluarga yang telah wafat tersebut. Beri diri Anda waktu untuk bersedih sebanyak yang dibutuhkan tanpa stress tambahan dari pekerjaan atau tuntutan hidup lainnya. 
c. Rencanakan hari-hari istimewa. Setelah kehilangan orang yang Anda cintai, Anda mungkin akan mengubah prioritas Anda, seperti menjadi lebih sadar akan pentingnya mendokumentasikan pertemuan dan tradisi keluarga. Anda mungkin juga memiliki apresiasi yang lebih dalam untuk hal-hal yang menciptakan tradisi keluarga.  Anda dapat membuat ritual baru pada hari-hari istimewa seperti hari ulangtahun atau hari peringatan untuk "menangkap" moment yang menggambarkan bagaimana Anda ingin menghormati orang tersebut pada hari-hari itu. 
d. Warisi sikap baik dari anggota keluarga yang wafat.
Walaupun kematian memisahkan Anda dengannya secara fisik, namun hubungan emosional akan terus ada melalui ingatan. Anda dapat mengingat kelebihan apa yang dimilikinya dan dampaknya pada kehidupan Anda dan orang lain. Dengan mewarisi sifat baiknya secara sengaja, untuk sekaligus menghormati mereka, hal itu dapat membantu Anda mengatasi proses dan penyembuhan dari kesedihan. Dalam hal ini, Anda dapat menanyakan pada diri Anda sendiri tentang karakter anggota keluarga Anda tersebut. Seperti misalnya "Karakter apa yang saya dapatkan darinya, yang ingin saya pertahankan? Karakter apa yang tidak saya dapatkan dan saya sesali? Karakter apa yang saya dapatkan namun ingin saya buang? Karakter apa yang saya butuhkan namun tidak bisa saya dapatkan?"
e. Ada banyak yang harus Anda lakukan. Jika ini adalah anggota keluarga pertama Anda yang wafat, Anda tidak hanya akan melalui proses kesedihan sendirian. Namun Anda juga akan melihat kesedihan anggota keluarga lain yang masih hidup. Mereka membutuhkan Anda untuk menghibur mereka dalam kesedihan mereka. Sekarang mungkin menjadi tanggungjawab Anda untuk menjaga anggota keluarga yang masih hidup. Bertanggungjawab atas tugas-tugas yang sebelumnya dilakukan oleh orang yang meninggal dapat menjadi sesuatu yang menakutkan, baik secara fisik maupun emosional.
f. Cari Dukungan. Bicaralah dengan teman dekat. Tidak seorangpun harus sendirian selama masa berduka. Bersosialisasi membantu Anda memperoleh bantuan untuk mengatasi perasaan sedih Anda. Anda juga dapat bergabung dengan orang lain yang juga sedang berduka seperti Anda. Terhubung dengan anggota keluarga lain yang juga sedang berduka dapat membantu Anda merasa tidak sendirian.
g. Ingat kenangan tentang anggota keluarga Anda. Mereka akan menjadi bagian besar dari hidup Anda tidak perduli apapun, bahkan ketika mereka sudah meninggal. Tuliskan ingatan Anda bersama mereka. Anda hanya perlu tahu bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan tempat itu di hati Anda. Nikmati kenyamanan dalam ingatan yang Anda miliki tentang mereka tanpa terobsesi bahwa Anda perlu mengingat detailnya. 

Beberapa cara diatas hanya alternatif untuk Anda coba. Namun jika yang Anda alami adalah kesedihan yang lebih hebat lagi bahkan hingga menyebabkan depresi dan mengganggu kehidupan/kesedihan berkepanjangan (unresolved grief), Anda perlu berkonsultasi segera ke psikolog. Sekian dari yang bisa saya paparkan, semoga membantu dan sampai jumpa di pembahasan psikologi lainnya. Terima kasih :)


Daftar Pustaka 

Picture:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikn6__4AcTuZ1x3LA11FNMBZQKwhGbaVmx5NOcq3OoriF8HG_m9Z91YbSsv4LvdARCQeph-E5IV_HeYnxNbWlcuu54nNr3h8PScEmhpAYE6G8JNZ1yANJxTCkIDl2qXHJL9QzQ6HjiYOCU/s1600/woman-tear-smile.jpg
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjRnI2Oh9XjAhV67nMBHcSCBmMQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fideas.hallmark.com%2Farticles%2Fsympathy-ideas%2Fcomforting-grief-quotes%2F&psig=AOvVaw1KyjZmZCVhV3HUj_ucOZDC&ust=1564315341655017

:::: Finish your unfinished business: How to leave it behind you :::

Sometimes a memory acts like a ball and chain and holds us back - because we relive it over and over again....      Pernah tidak merasa emos...